INSPIRATOR GENERASI : UIN Maliki Malang Abadikan Nama Professor Koesnoe Sang Pakar Hukum Adat

0
426

Malang — Peresmian Gedung D Ruang Kuliah Bersama-Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim secara formal mulai digunakan untuk kegiatan akademik pada Jumat, 17 Juli 2020. Bersamaan dengan itu, gedung besar yang terletak di jalan Sunan Muria III tersebut diresmikan dengan nama gedung Prof. Dr. H. Moh. Koesnoe, SH. Momentum tersebut langsung ditetapkan oleh Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. Abd. Haris M.Ag dihadapan perwakilan keluarga Profesor Koesnoe, pejabat struktural UIN Malang dan para tamu undangan.

Pengabadian nama tokoh pendidikan dan juga merupakan Guru Besar Hukum Adat yang mengajar di berbagai Perguruan Tinggi dalam dan Luar Negeri tersebut atas pertimbangan, bahwa beliau merupakan salah satu pendiri sekaligus Dekan pertama Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Cabang Malang pada tahun 1961-1969, yang merupakan cikal bakal UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

“Beliau seorang tokoh yang banyak memberi inspirasi. Ahli hukum adat dan filsafat yang dikagumi. Dengan kompetensi memadai yang sangat tinggi,” ujar Rektor UIN Maliki.

Dalam sambutannya Rektor mengisahkan pernah mengikuti kuliah Prof. Koesnoe, dimana pada saat itu beliau menceritakan presentasi makalah hasil risetnya di Belanda tentang hukum adat Bali, dan mendapatkan apresiasi luas. Sebagaimana telah diketahui, presentasi ilmiah beliau di podium-podium akademik LN seputar hukum adat di Indonesia, semakin mengukuhkan kapasitas keilmuan Profesor Koesnoe di hadapan para intelektual Barat. Bahwa jauh sebelum hukum Belanda masuk, bangsa Nusantara telah memiliki perangkat hukum yang berbasis pada adat istiadat dan kearifan lokal masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, UIN Maliki diberi cinderamata oleh keluarga Prof. Koesnoe berupa beberapa buku karya Prof. Dr. Koesnoe yang diharapkan semakin memperkaya literatur hukum nasional dan di UIN khususnya. Cinderamata tersebut diterima oleh Rektor UIN Maliki Prof. Abd Haris dari drg. Illy Koesnoe Yudiono.

Terdapat beberapa tokoh yang menjadi bagian penting dalam sejarah UIN Maulana Malik Ibrahim juga diresmikan namanya sebagai nama pada gedung-gedung dan bangunan di UIN Maliki, yaitu: Kyai H. Oesman Mansoer, Drs. Kyai H. Maksum Oemar, Drs. Kyai H. Abd. Mudjib, Drs. H. Moh. Anwar, Bc.Hk, Prof. Dr. Hj. Zuhairini, Drs. H. M.Djumransjah Indar, M.Ed, Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si dan Prof. Dr. H. Imam Suprayogo yang namanya diabadikan sebagai nama Menara Tower di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

“Ini mengenang sejarah perjuangan beliau-beliau. Agar generasi berikutnya tahu persis perjuangan para tokoh,” kata Prof. Dr. Abd Haris.

Sementara itu Pengasuh Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang, M. Danial Farafish, SH, M.Ag yang akrab disapa Gus Danial juga turut hadir sebagai tamu undangan, memuji langkah Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim sebagai Pemimpin yang memiliki komitmen pada sejarah kampus UIN, “Kita apresiasi kebijakan yang peduli sejarah dan memperkokoh semangat kebersamaan. Beliau juga akan dikenang sebagai figur pemersatu”, Ujarnya.

Beberapa lembaga pendidikan bahkan pendidikan tinggi berdiri karena perjuangan beliau, salah satunya yaitu berdirinya IAIN Sunan Ampel Malang. Begitu banyak jasa Prof. Koesnoe yang patut dijadikan semangat ghirah berjuang baik dalam bidang pendidikan, penelitian dan gagasan. Prof. Koesnoe juga berperan besar dalam mendirikan dan menghidupkan kembali Pesantren Luhur. Tercatat pada awal tahun 1960 Prof. Khoesnoe, Dr. Kyai H Achmad Mudlor, SH dan tokoh-tokoh ‘ulama Malang seperti Kyai H.Ghozali, Kyai H.Mayor Usman Mansur sepakat dalam mendirikan Pesantren Luhur Malang.