Sastra Santri: Selalu untuk Negeri

0
107

Selalu Untuk Negeri

Penulis: Lai

Gemricik air shubuh di kala fajar bertemu

Hangat berbalut naungan merdu dari segala penjuru

Ku tetapkan wajah, berintikkan air wudlu

Tubuh lunglai,bertopang pada iman menyongsong perangai

Suara itu….

Dentuman pukulan bongkahan kayu pada lembaran kulit sapi

Terdengar bak dentuman bom disertai letupan senapan api

Aku mematung sejenak,lantas lekas beranjak

Dalam sepersekian sekon anganku mengudara

Entah ke mana, dibawa angin yang bersemilir menyibak wajahku

Sesaat setelah deklarasi perang suci oleh sang kyai

Tampak membersamai gerombolan manusia bersarung dan berpeci

Tak bergenggam meriam ataupun senapan api

Melainkan bermodal sebilah buluh dan doa yang dikobarkan penuh semangat

Allahu akbar…

Lawan tak berkutik,lemah, lumpuh bahkan sekarat

Tak lama angin itu membawa kesadaranku kembali

Ku sisingkan baju,bersiap,bergegas menuju medan perang

Bekalku kini tak lagi sebuah tameng ataupun senjata

Melainkan secarik kertas lusuh berteman tinta

Lawanku kini bukan lagi tentara Jepang ataupun Belanda

Melainkan rasa malas berteman kebodohan yang merajalela

Rasa syukur tiada henti terucap pada bibir mungil ini

Kepada tuhan sang penguasa alam

Doa dan harapan tak pernah letih ku panjatkan dalam sepertiga malam

Kepada seluruh pejuang dan pendahulu yang rela berkorban hingga titik darah penghabisan

Tak perlu risau pejuang, istirahatlah dengan tenang

Tonggak kepemimpinan tak akan pernah terhenti

Merah putih kan selalu berkibar pada lautan awan nan biru

Resolusi jihad senantiasa kamu pegang teguh

Ideologi bangsa tak sedikitpun kami biarkan runtuh

Sampai kapanpun

Salam perjuangan

Dari kami santri yang berkorban untuk ibu pertiwi

Bersama santri jayalah negeri