Mencari Barokah dan Ridho Allah SWT dengan Wasilah Ziarah Kepada Waliyullah

0
659

(Minggu, 15 Januari 2020) Ziarah kubur adalah mengunjungi kuburan seorang muslim yang telah wafat, baik itu muslim biasa, orang shalih, ulama, nabi dan para wali. Ziarah wali 9 sendiri merupakan mengunjungi pemakaman para wali 9 yang tersebar di pulau Jawa. Walisongo adalah sebutan bagi 9 sunan yang telah berjasa dalam penyebaran agama islam di pulau Jawa. Tujuan dari ziarah wali sendiri antara lain adalah untuk mengingatkan kita terhadap kematian, meneladani apa yang telah dilakukan oleh para wali dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT, dan membangkitkan semangat untuk semakin meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Ziarah wali 9++ merupakan agenda rutin setiap tahunnya di pesantren luhur malang. Agenda ini biasanya dilaksanakan pada bulan januari, tepat saat liburan semester ganjil perkuliahan. Agenda ini merupakan agenda wajib untuk santri baru setiap tahunnya, namun santri lama juga diperkenankan untuk mengikuti ziarah wali tersebut. Pada tahun 2020 ini, ziarah wali 9++ dilaksanakan tanggal 11-15 Januari 2020. Tema dari ziarah wali tahun ini adalah “Mencari Barokah dan Ridho Allah SWT dengan Wasilah Ziarah Kepada Waliyullah”. Pada tahun ini, kegiatan ini diketuai oleh santriwan bernama M. Izzur Rizqi Aulia. Keistimewaan dari Ziarah Wali 9++ di pesantren luhur bukan hanya berkunjung ke makam para wali, namun juga ke beberapa tempat lainnya. Beberapa tempat yang dikunjungi yaitu makam Kyai H. Oesman Mansyoer, makam Prof Dr KH Ahmad Mudlor di UNISLA, makam Prof. Dr. Mr. H. Mohammad Koesnoe, makam Raden Fatah, masjid Agung Demak, makam Sunan Bayat, makam Ronggowarsito dan Malioboro di Yogyakarta.

Rangkaian acara dimulai pada hari jum’at malam yaitu istighosah dan sambutan oleh Ketua Umum M. Fatkhurrozi, Ketua Ziarah Wali 9++M.Izzur Rizqi Aulia, dan pengasuh kita Gus Danial. Dalam sambutan tersebut, kita diingatkan untuk menata niat ziarah wali dengan baik, menjaga kesehatan selama perjalanan, dan untuk selalu kompak dalam melafalkan istighosah saat ziarah. Setelah istighosah selesai, para rombongan kemudian naik pada bis masing-masing yang telah di atur sebelumnya, bis yang digunakan pada ziarah wali kali ini ada tiga. Pada masing-masing bis terdapat pemandu yang berasal dari pesantren Luhur sendiri yang akan memimpin doa dan menceritakan sejarah mengenai destinasi yang akan dikunjungi. Pemberangkatan dimulai sekitar tengah malam dengan tujuan pertama adalah makam dari Prof. M Khoesnoe. Rombongan tiba di makam Prof. Khoesnoe kurang lebih pukul 02.00 yang dilanjutkan dengan istighosah dan doa bersama. Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan menuju makam Sunan Ampel. Setelah sampai di makam Sunan Ampel, dilanjutkan dengan sholat shubuh, istighosah dan sarapan. Destinasi selanjutnya adalah Giri Kedaton, dikarenakan jalannya yang jauh dan menanjak maka setiap orang harus naik ojek yang ada disana. Setelah sampai di Giri Kedaton, acara selanjutnya adalah istighosah, sharing-sharing, dan free time. Waktu luang atau free time tentunya dimanfaatkan untuk berfoto bersama seluruh rombongan ziarah wali dan memfoto keindahan panorama di Giri Kedaton. Lalu rute selanjutnya adalah makam Sunan Maulana Malik Ibrahim, perjalanan ke makam menggunakan angkutan umum(angkot) baik pulang maupun pergi. Kegiatan yang dilakukan di makam Sunan Maulana Malik Ibrahim yaitu istighosah bersama. Lalu perjalanan dilanjutkan dengan bis menuju makam abah Mudlor yang berada di UNISLA. Dikarenakan perjalanan yang cukup jauh, maka dilaksanakan sholat jama’ taqdim. Setelah selesai sholat, kemudian para rombongan bersama-sama menuju makam abah untuk istighosah dan doa bersama. Tangis pun pecah saat dilaksanakan istighosah, hal ini mengingat akan kerinduan kepada abah Mudlor yang merupakan pendiri dari Pesantren Luhur dan bimbingan dari beliau semasa hidup. Setelah selesai istighosah, kemudian perjalanan dilanjutkan menuju makam Sunan Drajat. Setelah sampai di makam Sunan Drajat, para rombongan melaksanakan istighosah bersama. Setelah selesai istighosah, perjalanan dilanjutkan menuju makam Sunan Bonang. Setelah bis sampai di tempat parkir, para rombongan kemudian naik becak yang tersedia disana. Biasanya para santri akan naik becak dengan satu becak untuk dua orang supaya lebih murah. Ini adalah salah satu keseruannya, biasanya para santri akan mengabadikan momen ketika naik becak tersebut dan terdapat pula jasa foto becak disana. Setelah sampai di kawasan makam Sunan Bonang, para rombongan akan melewati pasar yang menjual oleh-oleh dan akan melaksanakan sholat jama’ takhir di masjid yang ada disana. Setelah selesai sholat, kemudian masuk menuju makam Sunan Bonang dan melakukan istighosah bersama. Setelah itu, dilanjutkan perjalanan menuju parkiran kembali dengan naik becak. Lalu dilanjutkan pada destinasi selanjutnya yaitu makam Sunan Muria.

Rombongan tiba di kawasan makam Sunan Muria pada minggu dini hari. Setelah turun dari bis, peziarah harus naik anak tangga yang cukup jauh untuk bisa menuju bukit yang mana disanalah letak makam Sunan Muria. Perjalanan melewati anak tangga tersebut dapat ditempuh dengan naik ojek maupun berjalan kaki. Para peziarah disana diberi waktu untuk mandi dan sholat shubuh terlebih dahulu sebelum nantinya istighosah bersama di Makam Sunan muria. Suasana yang sejuk dan airnya yang agak dingin dapat memberi kesegaran baik saat wudlu mauupun mandi. Setelah mandi dan sholat shubuh, rombongan peziarah kemudian memasuki kawasan makam Sunan Muria dan melaksanakan istighosah bersama. Setelah selesai melakukan istighosah bersama, kemudian para peziarah turun dan menikmati pemandangan di sekitar kawasan makam Sunan Muria. Para peziarah dapat mengabadikan kenangan dengan berfoto bersama dan juga berbelanja di pasar yang ada disana dengan harga yang cukup terjangkau. Lalu para rombongan melanjutkan perjalanan menuju Sunan Kudus yang letaknya tidak jauh, karena hanya memakan waktu kurang lebih satu jam. Sama seperti saat berada di Sunan Bonang, bis akan berhenti di parkiran dan selanjutnya para peziarah akan menaiki delman maupun becak yang ada disana. Ini juga merupakan salah satu keseruan saat menaiki delman maupun becak disana, delman akan dinaiki oleh beberapa orang sehingga akan terasa kebersamaan dan kekeluargaan. Setelah sampai di makam Sunan Kudus, kegiatan selanjutnya adalah istighosah bersama. Setelah istighosah selesai, kemudian para peziarah kembali ke parkiran dengan menggunakan delman maupun becak. Lalu rombongan meniggalkan kawasan tersebut dan melanjutkan perjalanan menuju makam Sunan Kalijaga yang letaknya tidak jauh dari sana. Setelah sampai di makam Sunan Kalijaga, kemudian dilakukan istighosah bersama . Setelah selesai melakukan istighosah di makam Sunan Kalijaga, rombongan kembali ke bis masing-masiing. Lalu perjalanan dilanjutkan menuju Masjid Agung Demak. Sesampainya di Masjid Agung Demak, dilaksanakan istighosah bersama, istighosah dilaksanakan tepatnya pada makam Raden Fatah. Pada Masjid Agung Demak ini, peziarah diberi waktu untuk beristirahat dan makan. Lalu perjalanan dilanjutkan menuju makam Sunan Gunung Djati yang terletak di Cirebon Jawa Barat yang juga memakan waktu cukup lama. Sesampainya di kawasan makam Sunan Gunung Djati, para rombongan kemudian masuk dan melaksanakan istighosah bersama. Setelah selesai melaksanakan istighosah, para peziarah kemudian kembali ke bis untuk menuju destinasi selanjutnya yaitu Malioboro.

Rombongan beristirahat di rest area masjid pada tengah perjalanan untuk memulihkan tenaga. Hal ini karena perjalanan menuju Malioboro dari Cirebon membutuhkan waktu yang lama. Sesampainya di Malioboro, para peziarah kemudian diberi waktu luang untuk menjelajahi tempat wisata, berbelanja oleh-oleh, maupun spot foto yang ada. Setelah selesai menikmati pemandangan Malioboro Yogyakarta, para rombongan kemudian meneruskan perjalanan menuju makam Sunan Bayat. rombongan tiba di makam Sunan Bayat pada selasa dini hari dan beristirahat di dekat sana. Para peziarah sebelum menuju makam Sunan Bayat, harus menaiki anak tangga yang juga cukup jauh dengan berjalan kaki. Sesampainya di makam Sunan Bayat, kemudian dilaksanakan istighosah bersama. Lalu terdapat free time untuk berfoto bersama dan menikmati suasana dataran tinggi yang amat indah disana. Lalu para rombongan turun menuju tempat parkir bis untuk melanjutkan perjalanan ke makam Ronggowarsito yang letaknya tak jauh dari sana. Sesampainya di makam Ronggowarsito, para peziarah kemudian melakukan bersih-bersih sejenak dan istighosah bersama. Setelah itu, para peziarah kemudian kembali ke bis untuk menuju destinasi terakhir. Destinasi terakhir dari ziarah wali 9++ yaitu Masjid Moeldoko yang memakan waktu cukup lama. Setelah sampai di masjid Moeldoko, para rombongan dapat beristirahat, sholat, menikmati keindahan masjid dan sekitarnya atau bahkan membeli makan. Setelah selesai melaksanakan kegiatan di Masjid Moeldoko, para rombongan kemudian pulang kembali menuju Pesantren Luhur tercinta yang sampai hari selasa malam.

Diharapkan dengan adanya ziarah wali 9 ++ ini, akan membuat kita semakin bertakwa pada Allah SWT dan mengingat kematian. Dengan adanya ziarah wali ini juga telah membuat para santri yang sebelumnya bahkan belum pernah mengikuti ziarah wali, telah merasakan wisata religi tersebut. Selain itu juga dapat memupuk kedekatan dan kekeluargaan antar santri. Semoga kedepannya ziarah wali 9++ ini semakin baik, seru dan dapat mewujudkan apa yang menjadi tujuannya. (ynkrst)

foto santri