[Rabu, 30 November 2022] Peradaban manusia rtidak akan pernah lepas dari yang namanya sejarah. Malam yang dingin ini tidak menyurutkan semangat para santri untuk mengulik kembali sejarah sumbersari. Sejarah yang terus terpelihara di tangan sejarawan yang memiliki kepedulian tinggi akan esensi sejarah.
Tepatnya hari rabu, 30 November 2022, dilaksanakan talkshow spirit budaya dan kepahlawanan di kota Malang yang mengundang sederet sejarawan terkemuka di bidangnya. Mereka adalah Bapak Eko Rody Irawan (pendiri museum Reenactor malang), Mohammad Nasa’I (Penulis budaya), Lutut Edi Santoso (Guru seni budaya SMAN Malang, arsiparis), Abdul Malik (Penulis buku dari Mat Pelor, Sakerah, hingga Hamin Rusdi, dan Gedeon Soerja Ardi (Ketua Ikatan Penerbit Indonesia di kota Malang tahun 2022-2027).
Acara dimulai pukul 19.00 WIB dan diakhir pukul 23.00 WIB. Kegiatan ini diawali dengan pembukaan. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia raya dan sholawat irfan. Selanjutnya disambung dengan sambutan oleh Gus Danial Farafish selaku pengasuh Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang. Sementara sesi talkshow sendiri dimoderatori oleh santriwan Pesantren Luhur, M. Aji Bagaskoro.
Dalam sesi talkshow ini banyak pengetahuan yang dapat dipetik. Diantaranya seperti yang di tuturkan oleh pak Eko Rody Irawan mengenai “pekik merdeka”. Sejarah dan perjuangan di malang tak lepas dari seorang pahlawan yang bernama Mayor Hamin Rusdi. Jasa- jasanya sangat besar untuk memperjuangkan kemerdekaan. Maka dari itu, diinisiasikanlah kampung tematik atau kampung sejarah yang terletak di kelurahan sumbersari. Kampung sejarah menerapkan sebuah metode pembelajaran sejarah dengan cara rekap ulang yang tak luput dari hadirnya sebuah museum Reenactor Ngalam sebagai tempat untuk belajar sejarah dengan tambahan penayangan sebuah film-film sejarah dan perjuangan para pahlawan Indonesia, yang menjadi daya tarik masyarakat untuk mengunjungi museum tersebut .
Jika kita ingin mengenal lebih mengenai sejarah yang ada di malang, maka jangan lewatkan dengan kepahlawanan budaya dimalang, yaitu sejarah topeng malang. Pak Mohammad Nasa’i , menjelaskan mengenai sejarah topeng malang yang berawal dari daerah polo ijen kota malang hingga menyebar kedaerah malang selatan, berkat para pejuang topeng malang yang tersebar di seluruh daerah penjuru malang kini budidaya topeng malang terus dibudayakan sebagai salah satu warisan budaya.
Lalu , apakah kalian pernah mendengar jika Dokumen kuno merupakan salah satu warisan bangsa?, maka Pak Lulut Edi santoso yang akan menjelaskan jika Dokumen kuno merupakan salah satu warisan budaya. Dokumen kuno atau yang mungkin sebagian yang lain menyebutnya dengan manuskrip merupakan tulisan tangan di atas kertas, kulit kayu, kain, logam, dan sebagainya. Manuskrip sendiri merupakan warisan negara kita yang perlu kita jaga. Mengapa? Karena sebuah karena semua yang tertulis akan abadi, namun sayang nya kurangnya kesadaran dari masyarakat sehingga manuskrip orang –orang dahulu terbengkalai atau pun rusak. Untuk itu menjaga warisan itu sangat perlu kita lakukan.
“Yang tertulis akan abadi yang terucapkan akan hilang” seperti itulah beliau pak abdul malik menekankan kepada para santriwan dan santriawati agar senantiasa menjadi seorang penulis, karena seorang penulis bekerja untuk keabadian.
“Jika hasil karya yang kita tulis ingin abadi, maka dicetak lah menjadi sebuah buku kemudian di terbitkan agar khalayak senantiasa membaca hasil karya kita dan menjadi abadi dalam sebuah buku.” Ujar beliau.(sal)