Malang, Sabtu, 31 Mei 2025 Suasana pagi yang hangat, membangkitkan semangat dan antusiasme mewarnai Majelis Keputrian bertema “Mengokohkan Izzah Muslimah di Masa Fitnah Melalui Fikih Haid & Istihadhah”. Acara ini bertempat di Aula Lantai 2 Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang. Dihadiri oleh para santriwati Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang, dengan menghadirkan pemateri utama Dra. Siti Fatimah dan moderator Mahil Salwa Nada.
Pemahaman Fikih Haid dan Istihadhah: Kunci Ketangguhan Muslimah

Dalam pemaparannya, Dra. Siti Fatimah menekankan pentingnya pemahaman fikih haid dan istihadhah sebagai pondasi izzah atau kemuliaan seorang muslimah, terutama di tengah derasnya arus fitnah dan tantangan zaman. Beliau menjelaskan bahwa haid bukan sekadar fenomena biologis, tetapi juga ilmu Ilahi yang mengajarkan akhlak, ibadah, dan keharmonisan dalam kehidupan seorang wanita muslimah. Memahami haid dengan benar diibaratkan seperti membaca peta dalam perjalanan spiritual, yang sangat penting untuk menghindari kekeliruan dalam ibadah dan menjaga keharmonisan rumah tangga di masa depan.
Pentingnya Mencatat Siklus Haid
Salah satu poin utama yang disampaikan adalah urgensi mencatat tanggal haid secara rutin. Catatan ini sangat membantu dalam mengenali siklus pribadi dan membedakan antara haid dan istihadhah, terutama ketika menghadapi kasus-kasus khusus seperti darah yang keluar terputus-putus atau pengaruh obat-obatan seperti pil KB. Dengan pemahaman yang tepat, santriwati dapat menjalankan ibadah dengan benar dan tidak ragu dalam mengambil keputusan terkait kewajiban syariat.
Diskusi Interaktif dan Studi Kasus
Acara ini juga diisi dengan sesi tanya jawab dan pembahasan studi kasus, seperti bagaimana hukum darah haid yang terputus-putus, pengaruh faktor pikiran dan makanan terhadap siklus haid, serta tata cara sholat dan puasa bagi perempuan yang mengalami istihadhah. Para peserta aktif bertanya, mulai dari kasus flek coklat yang keluar satu hari hingga tata cara bersuci dan sholat bagi wanita istihadhah. Semua pertanyaan dijawab dengan jelas dan aplikatif, sehingga santriwati semakin percaya diri dalam menjalankan syariat di tengah tantangan kehidupan modern.

Menjaga Izzah dan Sakinah Melalui Ilmu
Beliau juga menegaskan bahwa ilmu haid dan istihadhah bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga sebagai bekal menjaga sakinah dalam rumah tangga kelak. “Jangan biarkan kita hanya tahu kapan datang dan perginya haid, tapi tidak tahu hikmah di baliknya. Karena ilmu haid bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk menjaga sakinah dalam setiap sudut rumah yang kita bangun bersama nanti,” tuturnya.
Dengan pemahaman fikih haid dan istihadhah yang benar, para santriwati diharapkan mampu mengokohkan izzah sebagai muslimah sejati, siap menghadapi fitnah zaman, dan menjadi teladan dalam menjaga kehormatan diri serta keluarga.
Penulis: Elsyabani