Biografi Drs. Kyai H. Chamzawi, M.Hi. (1951-2023): Panutan dan Teladan Umat di Kota Malang

0
48

Riwayat Hidup dan Cara Mendidik Keluarga

Drs. Kyai H. Chamzawi, M.Hi. lahir di Sulang, Kab. Rembang, Jawa Tengah pada 8 Agustus 1951. Beliau merupakan anak ke-8 dari 9 bersaudara yang lahir dari pasangan suami istri Syaechon dan Sarjinah. Ayah beliau merupakan petani biasa yang taat beribadah, sangat disiplin, dan tegas dalam mendidik anaknya. Beliau bercaya bahwa pesantren merupakan tempat pendidikan yang terbaik. Sehingga wajib bagi anaknya untuk mengenyam pendidikan pesantren. Begitu pula yang terjadi pada Drs. Kyai H. Chamzawi, M.Hi. . Beliau menempuh pendidikan di beberapa pesantren pada usia belia. Pada usia yang cukup matang, Kyai Chamzawi kemudian menikah dengan Sri Wahyuni dan memiliki 5 orang anak yang terdiri atas 4 putra dan 1 putri.

Kyai Chamzawi mendidik putra putri beliau dengan bijaksana. Menurut penuturan putranya, Muhammad Mu’tashimbillah (Gus bil), beliau senantiasa mengingatkan putra-putrinya ketika melakukan kesalahan. Dalam mengingatkan juga lebih sering disertai dengan dalil sebagai argumentasi agar memiliki landasan dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Baik dalil Al-Qur’an maupun Hadits yang berhubungan dengan sikap kesalahan putra-putrinya.

“Banyak ilmu agama yang kami peroleh dari Abah (Kiai Chamzawi). Seperti ilmu fiqih, aqidah, maupun ilmu Al-Qur’an,” kata Gus Bil.

Kyai Chamzawi tidak pernah menuntut putra-putrinya untuk masuk pesantren ataupun dalam hal memilih bidang keilmuan. Beliau membebaskan putra-putrinya untuk memilih bidang keilmuan yang diminati sesuai dengan ekspektasi masing-masing. Hal yang terpenting adalah mereka harus selalu belajar dan melakukan ibadah wajib sebagai seorang muslim yang taat. Kyai Chamzawi sendiri selalu mengajarkan kepada putra putrinya tentang kesederhanaan dan perjuangan, bahwa setiap kesuksesan itu butuh perjuangan.

Riwayat Pendidikan

Kyai Chamzawi memulai pengembaraan ilmu di Rembang pada tahun 1964. Kemudian melanjutkan pendidikan ke pesantren Lirboyo pada tahun 1973. Pada kesempatan ini beliau sempat berguru pada Kyai H. Marzuki Dahlan dan Kyai H. Mahrus Aly. Berdasarkan pengalaman “nyantri” inilah sanad keilmuan beliau bisa sampai kepada Kyai H. Khozin Bendo Pare, Kediri, Kyai H. Abdul Karim Lirboyo, Hadratus Syaikh Kyai H. Hasyim Asy’ari, Syaikh Ihsan Al-Jampesi, Kyai H. Zainudin Langitan, dan Kyai H. Dalhar Watucongol. Semangat dalam mencari ilmu kemudian membawa beliau untuk melanjutkan studi sarjana muda dan sarjana lengkap di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Cabang Malang hingga lulus tahun 1981 dan magister di UNISMA lulus tahun 2006.

Pengalaman beliau dalam bidang profesi sesuai dengan keilmuan yang beliau miliki. Diantaranya adalah:

  1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Agama (sekarang Kementerian Agama) tanggal 1 Maret 1984.
  2. Dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Cabang Malang (Sekarang UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)
  3. Dosen di UNISMA (Universitas Islam Malang)
  4. Mengajar di beberapa lembaga pendidikan islam di Gondanglegi Kab. Malang
  5. Rais Syuriyah PCNU Kota Malang
  6. Dekan Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
  7. Imam Masjid Jami’ Kota Malang
  8. Imam Masjid Tarbiyah UIN Malang
  9. Ketua Dewan Kyai Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang
  10. Pengasuh Ma’had Sunan Ampel Al-Aly UIN Malang

Sikap dan Karakter

Kyai Chamzawi merupakan pribadi dengan dedikasi yang ikhlas, sabar, dan istiqomah dengan kezuhudan yang luar biasa. Nampak pada beliau ketidak tertarikan terhadap kemewahan duniawi. Baik di dalam maupun di luar kampus, hampir tidak ada posisi, jabatan, atau fasilitas yang dikejar atau dipertahankan mati-matian oleh beliau, kecuali diterima sebagai ladang khidmah dan amanah. Sebagaimana yang telah dituturkan oleh Kyai H. Robikin Emhas, Ketua PBNU Kota Malang periode 2022-2027.

Dosen Bahasa Arab UIN Maliki Malang, H Ghufron Hambali menuturkan hal yang sama. Drs. Kyai H. Chamzawi, M.Hi. merupakan sosok yang sabar dan istiqamah dalam beramal untuk umat. Beliau sangat istiqamah melaksanakan kewajiban formal di kampus. Saat itu beliau diamanahi sebagai sekertaris jurusan. Walau beliau berangkat dari tempat domisili yang cukup jauh, beliau tetap disiplin meskipun seringkali didapati menaiki angkot.

Berdasarkan pengakuan Kyai Robikin Emhas, pola pikir Kyai Chamzawi didominasi oleh dimensi batiniyah. Setidaknya ada tiga dimensi kehidupan Kyai Chamzawi dalam perjalanan hidup di lebih dari setengah abad yang patut untuk dijadikan pelajaran.Diantaranya adalah:

  1. Keteguhan dalam mengawinkan dua khidmat sekaligus. Yakni khidmat di NU dan masyarakat sebagai ulama dan tokoh agama dan khidmat di kampus sebagai pengajar, pembimbing, dan insan akademis.
  2. Profil beliau sebagai sosok yang mengayomi. Bagaimana membangun keseimbangan antara kesalehan individu dan kesalehan sosial.
  3. Sikap Zuhud. Beliau sama sekali tidak tertarik pada gemerlap duniawi. Hal ini juga tampak dari penjelasan beliau ketika mengajar kitab Mauidhotul Mu’minin di Pesantren Luhur Malang. Beliau menjelaskan bahwa dunia adalah tipu daya, dan memang dicontohkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari beliau.

Suri Tauladan untuk seluruh umat

Kyai Chamzawi merupakan suri tauladan yang mencontohkan selalu sholat berjamaah di masjid. “Dengan shalat berjamaah di masjid, berbagai kemanfaatan dapat diperoleh. Abah adalah tipe orang yang selalu bersemangat dalam ber-taddabur ilmu, yang terkadang dimulai sebelum subuh sampai dengan setelah isya’,” ujar Gus Bil mengulang perkataan Kyai Chamzawi. Meskipun sibuk, Kyai Chamzawi tetap memberikan perhatian tinggi kepada keluarga.

Dalam kepengurusan Nahdlatul ‘Ulama, Kyai Chamzawi memiliki banyak kontribusi dalam berbagai bidang kehidupan. Beliau mampu menciptakan kedamaian di Kota Malang melalui pikiran-pikiran keagamaan yang berirama. Beliau seringkali memberikan nasihat tapi tidak seperti menasehati. Seperti halnya mengobrol biasa, duduk bareng dan berbicara berbagai masalah. Kyai Chamzawi memiliki cara bergaul yang mudah diterima oleh orang lain. Hal tersebut nampak ketika beliau menjadi Dekan Fakultas Humaniora yang senantiasa bergaul dengan siapa saja dan tidak pernah marah bahkan kepada mahasiswa beliau.

Karakter dan perjuangan Drs. Kyai H. Chamzawi, M.Hi. layak untuk dijadikan suri tauladan yang baik bagi santri-santrinya. Kesederhanaan, kesabaran, keistiqomahan, dan kegigihan beliau dalam berjuang membuktikan bahwa beliau adalah pribadi yang layak untuk dicontoh dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga ilmu beliau yang dibagikan kepada santri-santrinya bisa menjadi amal jariyah bagi beliau. Aamiin. Lahul Fatihah. (far)

Referensi;

https://www.laduni.id/post/read/80902/biografi-kh-chamzawi

https://www.laduni.id/geneology/80902/biografi-kh-chamzawi.html?relasi=Guru

https://nuvoices.or.id/profil-dr-k-h-chamzawi-syakur-m-hi/

https://jatim.nu.or.id/malang-raya/kh-chamzawi–sosok-kiai-organisatoris-juga-akademisi-humanis-OQ1Hx