[Malang, 8 Desember 2020] Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang memerintahkan manusia untuk melestarikan alam serta melarang untuk merusaknya. Salah satunya adalah dalam Qs. Al-A’raf (7) ayat 56-58. Al-Qur’an adalah pedoman bagi umat manusia yang wajib dijadikan pegangan hidup sehari-hari. Hal ini tercermin dalam tindakan santri pesantren Luhur yang melakukan penanaman mangrove dan konservasi penyu di Pantai Bajulmati sebagai bentuk penerapan ayat Al-Qur’an tentang kelestarian lingkungan.
Pada sabtu, 5 desember 2020 lalu, Gikapala (Giri Kedaton Pecinta Alam) Pesantren Luhur pada pukul 08.00 WIB dan sampai di pantai Bajulmati pada pukul 11.00 WIB. Selanjutnya setelah makan siang, Mas Arrijal selaku ketua bersama 20 anggota Gikapala didampingi oleh pak sutar sebagai Pelopor BSTC (Bajul mati Sea Turtle Conservation) dan rekannya melakukan penanaman pohon mangrove sejumlah 50 bibit pohon mangrove.
Penanaman mangrove dilakukan dengan dibagi 2 kelompok. Satu kelompok didampingi oleh pak Sutar dan kelompok lain didampingi oleh pelestari lingkungan yang lain. mereka menanam mangrove pada wilayah pantai dengan kedalaman air laut sebatas lutut dengan prosedur tanam sesuai dengan instruksi dari pak Sutar dan rekannya. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke tempat Konservasi Penyu.
Bajulmati disebut sebagai ibu kota Penyu karena wilayah tersebut merupakan pusat konservasi penyu di wilayah Malang Selatan. Disana anggota Gikapala Luhur menjumpai ratusan telur penyu yang baru saja diambil dari pantai untuk kemudian ditetaskan di area konservasi dan akan dilepaskan ketika penyu sudah cukup umur untuk dilepaskan ke laut lepas. Pak Sutar menjelaskan bahwa konservasi Penyu ini dibangun karena keprihatinan beberapa pihak mengenai keadaan penyu yang banyak diburu oleh manusia tanpa memperhatikan keberlangsungan hidupnya. Bahkan beliau pernah menemukan bangkai 2 penyu hijau tanpa kepala yang diduga tersangkut jaring nelayan.
Setelah melihat konservasi penyu, anggota Gikapala kembali ke bascamp konservasi penyu untuk memperoleh materi materi terkait dengan konservasi penyu dan penanaman mangrove. Beruntung saat itu mereka dapat berjumpa dengan bapak Nur Andriono, S.Pi.,MT. Selaku kepala seksi Konservasi Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Malang, sehingga mereka dapat menimba ilmu dari beliau. Dan akhirnya kegiatan telah selesai dilaksanakan dan anggota Gikapala kembali ke Pesantren dengan membawa segala kepuasan dalam pribadi masing-masing. Sebelumnya mereka memberikan cinderamata kepada pihak konservasi sebagai ungkapan terimakasih atas pendampingan selama aksi Gikapala ini dilaksanakan. Cinta lingkungan sebagaimana anjuran dalam Al-Qur’an ini semoga membawa berkah dan rahmat kepada Pesantren Luhur, pengasuh serta santri-santrinya. Aamiin. (far)
Mantap.. lestarikan alam kita, Semoga manfaat dan barokah kegiatan Gikapala pesantren Luhur 👍