
KH Machrus Ali (Pengasuh Ponpes Lirboyo) merupakan sosok ulama’ yang berkiprah mulai dari era penjajahan hingga awal orde baru. Beliau merupakan seorang ulama alim dan ahli berjuang. Dalam perjuangan beliau kala itu, beliau merupakan satu dari sekian ulama’ besar NU yang namanya banyak dikenal oleh masyarakat. KH Machrus Ali juga terkenal karena berkontribusi dalam perang di Surabaya yang pada saat itu beliau mengirimkan 97 santrinya.
Sebagai salah satu ulama’ besar NU, KH Machrus Ali tentu turut aktif dalam perjuangan ajaran islam Ahlussunnah Wal Jama’ah. Salah satu bentuk perjuangan beliau terhadap ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah yang mungkin tidak banyak diketahui oleh orang-orang yaitu terlibatnya beliau dalam Mubahasah Persoalan-Persoalan tentang Ahlussunnah Wal Jama’ah atau yang dikenal dengan Seminar Ahlussunnah Wal Jama’ah pada tanggal 9-12 April tahun 1961. Saat itu beliau tergabung sebagai salah satu pembahas bersama dengan ulama’-ulama’ besar kala itu antara lain : KH Abdul Wahab Hasbullah (Ketua PBNU), KH Bisri Syansuri (Rais Syuriyah PBNU), KH Zaini Mun’im, Ustadz Habib Abdullah Bin Abdul Qadir Assegaf, KM Mochtar Rosyidi dan Mr Mohammad Koesnoe serta tokoh-tokoh lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Dalam mubahasah tersebut, KH Machrus Ali memberikan uraian singkat dan beberapa usulan pembahasan antara lain persoalaan Ijtihad, Taqlid, Ziarah Kubur, dan Nasikh-Mansukh Al Qur’an.
Uraian KH Machrus Ali secara utuh berdasarkan dokumen hasil Mubahasah Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah sebagai berikut :
URAIAN DARI K.H. MACHRUS ALI
Assalamu’alaikum War. Wab
Sekarang banyak orang yang menyangka bahwa zaman sekarang adalah lebih baik dari zaman yang lampau. Ini bertentangaan dengan hadist Nabi yang berbunyi :
“Sebaik baiknya umat ialah yang hidup se zaman dengan ku, kemudian zaman berikutnya, kemudian zaman berikutnya.”
Alangkah baiknya apabila pertentangan-pertentangan antara Ahlussunnah Wal Jama’ah dicantumkan dalam mubahasah ini antara lain umpamanya mengenai masalah ijtihad.
Saudara Ketua, saya usulkan agar persoalan seperti:
- Ijtihad
- Soal Taqlid
- Soal Ziarah Kubur kita
- Soal apakah Qur’an itu ada yang Nasikh dan Mansukh
dipersoalkan dan dibahas dalam mubahasah ini.
Saudara Ketua,
Masalah ilmu modern itu sesungguhnya dalam faham “Ahlussunnah Wal Jama’ah” tidak ada. Di dalam ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah bahwa sesungguhnya segala ilmu pengetahuan yang ada sudah tercantum semua dalam Al-Qur’an.
Adapun soal: Siapakah yang dinamakan “Ahlussunnah Wal Jama’ah”? maka jawabanya: “Mereka itu ialah orang-orang yang berpegang teguh pada Sunnah Rasulullah SAW dan Sahabatnya”.
Mafiq Aufa Hilmi (Penulis)