Semarak Ramadhan dengan Halaqoh “Santri & Kreativitas” di LTPLM

0
171

Sebagai seorang mahasiswa sekaligus mahasantri, tentunya hari-hari yang dilalui tak pernah lepas dengan terus menimba ilmu di berbagai multidimensi, baik ilmu agama maupun dimensi ilmu lain yang akan berguna untuk kehidupan di masyarakat. Halaqoh merupakan ciri khas dari Pesantren Luhur Malang dimana santri tidak melulu diajarkan perihal ilmu agama saja melainkan santri dibentuk agar bisa menguasai berbagai sendi keilmuan.

Pada Sabtu (2/5/2020), bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang menggelar halaqoh bertempat di Aula lantai 2 dengan tema “Santri & Kreativitas” yang bekerja sama dengan DKM (Dewan Kesenian Malang). Pra acara diisi dengan grup banjari LTPLM dan inti acara dimulai pukul 21.20 WIB, diawali dengan mengumandangkan hizbul autad yang dipimpin langsung oleh Gus Danial Farafis serta dilanjutkan pada acara inti yang dimoderatori oleh saudara Ian Gusti Jantan Ladita Galang. Acara kali ini dihadiri oleh pemateri yang bernama Yosa Batu Prasada, seorang seniman lulusan dari Institut Seni Indonesia serta beberapa tokoh penting di Kota Malang yaitu Bapak Jos Rizal selaku Anggota DPRD Kota Malang, Bapak Boby Nugroho selaku Ketua Dewan Kesenian Kota Malang dan Mas Yunus selaku Sekretaris ANSOR Malang.

Selama halaqoh berlangsung, para santri begitu antusias dalam memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh pemateri hingga kesempatan bertanya pun dilahap habis oleh beberapa santri terkait seni dan kreativitas. Sedikit penjelasan yang disampaikan oleh pemateri bahwasannya kreativitas merupakan penciptaan. Tidak ada yang baru di dunia ini, begitu pula dengan seni. Pertama kali seni muncul karena mimesis alam. Dalam mimesis sebuah seni dibutuhkan tiga tahapan yaitu mencopy, mengombinasi dan transformasi sebagai jati diri seorang seniman karena merupakan tahap keunikan sendiri. Di Indonesia, baris terkuat untuk menyampaikan seni adalah santri dimana santri memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan di masyarakat terlebih dunia. Selain itu kesombongan adalah sesuatu  yang berbahaya jika dimiliki seseorang termasuk seniman. Karena sebagai seorang seniman harus dapat berkarya dengan setulus hati serta semata-mata untuk memberikan manfaat kepada orang lain.

Setelah beberapa jam berlalu, tibalah di penghujung acara yaitu penutup dan doa yang dipimpin langsung oleh Gus Danial serta dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dari Gus Danial kepada Mas Yosa Batu Pradana. Seuntai kata mutiara dari pemateri sebelum acara berakhir yaitu “Apapun profesimu, jadikanlah seni sebagai isen-isen untuk mengisi kehidupan dengan hal yang bermanfaat.” (Bells)