Sejarah Berdirinya Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang

2
2817

Berdasarkan majalah NU (Nadhatul ‘Ulama) yang terbit pada tahun 1940, pada tahun 1939 terlaksana kongres umat Islam ke-2 di Solo. Kongres tersebut dihadiri oleh 25 orang ulama’ besar dari berbagai organisasi Islam yang ada di Indonesia, antara lain PSII, Muhammadiyah Yogyakarta, PERSIS, NU Surabaya, Al-Irsyad dan sebagainya. Kongres tersebut menghasilkan keputusan mengenai Pesantren Luhur.

Nama Pesatren Luhur bukanlah nama yang diberikan oleh para pendiri Pesantren Luhur yang ada di Malang, melaikan sudah sejak dari dulu, yang dilahirkan oleh organisasi Islam se-Indonesia tersebut. Dokumentasi tentang keputusan rencana mendirikan pesatren Luhur di berbagai kota besar diberikan oleh Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor, SH. kepada Prof. Dr. Mr. H. Moh. Khoesnoe yang untuk selanjutnya di sampaikan kepada Sekjen Depag yaitu Bapak H. Moh. Anshor (Mertua Prof. Khoesnoe). Pada waktu itu menteri agama dijabat oleh Kyai H. Syaifuddin Zuhri. Karena beliau tertarik dengan gagasan tersebut, maka dikalangan Depag dibentuk Dirjen Pesantren Luhur dan Perguruan Tinggi. Untuk merespon program Depag tersebut, maka di Malang pada awal tahun 1960 didirikan Pesantren Luhur oleh tokoh-tokoh Islam Malang antara lain Kyai H. Ghozali, Prof. Dr. Mr. H. Mohammad Koesnoe, Kyai H. Usman Mansyur dan Prof. Kyai H.  Achmad Mudlor, SH. Ciri-ciri pokok Pesantren Luhur tersebut diantaranya adalah memperdalam kitab-kitab salafiyah namun berkiprah sebagaimana perguruan tinggi, khusunya dalam merealisir Tri Darma Perguruan Tinggi.

Gambar : Majalah Pesantren Luhur Islam yang Pada Saat Itu Berlamat di Jl. Mayjen Haryono No.193 Malang. Yang Sekarang Adalah UNISMA.

Pesantren Luhur banyak melakukan hal di bidang pengajaran kajian kitab kuning yang biasanya dikaji oleh pesatren-pesantren salafiyah, karena santrinya adalah mahasiswa lulusan madrasah aliyah atau sederajat. Selain itu pesantren Luhur pernah mengadakan simposium nasional tentang “Ahlul Sunnah Wal Jama’ah” yang dihadiri oleh menteri agama Syaifuddin Zuhri. Pada kesempatan tersebut menteri agama melontarkan gagasan mengenai usaha mendirikan IAIN di Jawa Timur. Pada waktu itu tokoh pendiri pesantren Luhur dan rektor UNNU yaitu Prof. Dr. Mr. H. M. Koesnoe yang berperan sebagai tokoh umat Islam yang mana menyatakan sanggup mendirikan IAIN di Jawa Timur dengan berbagai syarat. Diantarannya tokoh-tokoh yang memenuhi syarat akademik diangkat menjadi dosen IAIN dan ijazah UNNU secara otomatis disamakan dengan ijazah IAIN. Syarat lainnya yaitu meminta bantuan tanah yang sekarang ditempati UNISMA.

Selain itu pesantren Luhur pernah mengadakan simposium nasional tentang “Ahlul Sunnah Wal Jama’ah” yang dihadiri oleh menteri agama Syaifuddin Zuhri. Pada kesempatan tersebut menteri agama melontarkan gagasan mengenai usaha mendirikan IAIN di Jawa Timur.

Antara tahun 1965-1973 pesantren Luhur mengalami kevakuman karena angggotanya disibukkan oleh dengan pendirian IAIN dan menjadi dosen pada perguruan tinggi tersebut. Mengingat pesantren Luhur adalah milik umat, maka pesantren Luhur di hidupkan kembali oleh sebagian anggota yang lama, yaitu Prof. Dr. Mr. H. Moh. Koesnoe, Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor SH, Drs. H. Wiyono SH, Ust. Bukhori LAS, Ali Budiarto, SH, Ali budiarto, SH, Kyai H. Muhammad bin Hafidz, Ust. Assegaf, dan Kyai H. Mujib.

Gambar : Santri Pesantren Luhur  Islam Generasi Pertama Yang Diambil Pada Tahun 1960 an di Jl. Claket No. 10 Kota Malang.

Pada periode ini Pesantren Luhur juga berkiprah pada berbagai bidang seperti penyenlenggaraan Seminar Manaqib yang dihadiri oleh seluruh tokoh dan ulama’ Jawa Timur dan juga Seminar Tahlil. Pada tahun 1972 sampai 1975 pesantren Luhur mengadakan riset Sunan Giri, menyusun buku Wali Songgo dan Sunan Giri yang dicetak dan diedarkan untuk khalayak umum. Pada tahun itu Pesantren Luhur mengadakan Seminar Manaqib, yang mana hasil seminar tersebut diperbanyak oleh KH. Musta’in Romli dari Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang. Selain itu Pesatren Luhur jugga berhasil menuntut pemindahan pemakaman Tionghoa yang berdekatan makam Sunan Giri, karena dikawatirkan akan dijadikan gunung Kawi ke-2 oleh orang-orang awam. Selanjutnya Pesatren Luhur memugar gunung Sekar Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam yang pertama di Jawa Timur. Pada saat itu Lokasi Pesantren Luhur adalah di Jl. Mayjend Haryono 193. Hal ini dibuktikan dengan adanya Majalah  PESANTREN LUHUR yang terbit pada tanggal 1 Agustus 1975 . Pada saat itu Pesantren Luhur berjasa dalam mendirikan Majlis Persatuan Santri Indonesia yang ditindak lanjuti dengan pendirian STIH (Sekolah Tinggi Ilmu Hukum) di Malang. Pada tahun 1976, tokoh Pesantren Luhur dan tokoh UNSURI mengubah UNSURI menjadi UNISMA. Sejak berdirinya STIH dan UNISMA, Pesantren Luhur mulai kekurangan perhatian karena tenaga-tenaga aktif dalam dua perguruan tinggi tersebut.

Pada periode ini Pesantren Luhur juga berkiprah pada berbagai bidang seperti penyenlenggaraan Seminar Manaqib yang dihadiri oleh seluruh tokoh dan ulama’ Jawa Timur dan juga Seminar Tahlil. Pada tahun 1972 sampai 1975 pesantren Luhur mengadakan riset Sunan Giri, menyusun buku Wali Songgo dan Sunan Giri yang dicetak dan diedarkan untuk khalayak umum

Gambar : Foto Bersama Santri Pesantren Luhur Islam Generasi Kedua, Ketika Mengadakan Riset Dan Pemugaran Situs Sunan Giri. Diambil Pada Tahun 1970 an.

Pesantren Luhur Malang berada di  jalan raya Sumbersari no 88 Malang dengan kondisi yang strategis. Hal tersebut sangat mendukung aktivitas santri yang merupakan mahasiswa/i dari berbagai universitas di Malang (UB, UM, UMM, UIN Maliki, POLTEKES, POLINEMA dan STIH). Keragaman ini meningkatkan solidaritas dan triple Co. (Co ownership, Co determination, Co responsibility) merupakan semboyan santri yang sering ddengungkan oleh pengasuh LTPLM. Secara fisik Pesantren Luhur Malang terdiri atas empat lantai serta terdpat tiga menara kembar yang menjulang tinggi diatasnya. Kompleks putri menempati 4 lantai yang terbagi dalam beberapa blok (Blok Mbak Daris, A, B, C, D, E, F dan gedung azka, sedangkan untuk kompleks putra menempati 3 lantai yang terbagi dalam tiga blok ( A, B dan C). Pesantren Luhur memiliki beberapa fasilitas lainnya seperti Masjid sebagai temapat berbagai aktivitas, seperti sholat berjamaah, pengajian, maupun musyawarah serta dilengkapi dengan tiga aula  luas yang berada di lantai dua (bersebelahan dengan masjid), di lantai satu (diantara kompleks putra) dan di lantai tiga (kompleks putri).

Pesantren Luhur Malang berada di  jalan raya sumbersari no 88 Malang dengan kondisi yang strategis. Hal tersebut sangat mendukung aktivitas santri yang merupakan mahasiswa/i dari berbagai universitas di Malang

Jumlah santri yang mendiami Pesantren Luhur pada bulan Agustus 2017 berjumlah 430 orang. Dengan rincian 171 putri dan 125 putra. Dari tahun ke tahun jumlah santri terus bertambah, seingga pengasuh selalu mengadakan pembangunan dan renovasi agar pesantren dapat berkembang dan memfasilitasi santri-santrinya dengan baik. Di komplek putri tersedia kamar mandi yang jumlahnya cukup banyak, untuk putri terdapat 18 kamar mandi, sedangkan untuk santri putra terdapat 8 kamar mandi.

Kegiatan pengajian yang terdapat di Pesantren Luhur Malang dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Jumat. Pengajian dilakukan setiap bada ashar dan ba’da isya’. Pengkajian kitab kuning dikaji oleh dewan asatidz antara lain : Drs. Kyai H Badrul Munir (Jombang), Kyai H Mukhtar Bisri,M.Ag, Drs. Kyai H. Chamzawi, M.Hi, Drs. Kyai H. Badruddin, M. Hi., Kyai H. Mibahul Munir., Drs. Kyai H. Noer Yasin, M. Hi., Drs. Kyai H. A. Suwandi, Ust. Bahrun Amiq, Ust. Danial Hilmi, Ust. Busro Karim, Ust. Zakaria

Selain pengkajian kitab kuning, dipesantren Luhur juga terdapat kegiatan Halaqoh ilmiah, hal ini yang menjadikan pesantren Luhur berbeda dengan pesantren pada umumnya. Kegiatan Halaqoh ilmiah berlangsung setiap Senin – Sabtu bada Istigosah subuh. Kegiatan Halaqoh inilah yang membuat santri LTPLM tidak hanya belajar ilmu agama dan ilmu yang dipelajari dikampus saja, melainkan semua ilmu umum yang di pelajari, sehingga ilmu yang dipelajari dapat seimbang. Kemudia ada pula kegiatan istighotsah yand dilakukan setiap hari saat maghrib dan subuh. Istighotsah ini adalah ijazah yang diberikan Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor SH, kepada seluruh santri sebagai benteng diri. Selain kegiatan-kegiatan diatas, adapun kegiatan yang menjadi rutinitas dipensantren ini, yaitu memperingati hari- hari besar islam yang selalu ada kegiatan terupdate, bermanfaat, berfaedah dan tidak pernah membosankan.

 Selain pengkajian kitab kuning, dipesantren Luhur juga terdapat kegiatan Halaqoh ilmiah, hal ini yang menjadikan peantren Luhur berbeda dengan pesantren pada umumnya.

Pesatren Luhur memiliki prosedur yang unik saat menerima santri baru. Ada berbagai tahapan yang harus dilalui oleh calon santri untuk dapat bergabung di pesantren Luhur, yaitu meliputi tes baca Al-Quran, tes baca kitab, psikotest dan tes pengetahuan umum lainnya. Seleksi dilakukan guna untuk menjaring santri-santri yang memiliki kemauan, tanggung jawab dan kesungguhan untuk menyentri. Seleksi ini diadakan oleh pengurus LTPLM.

Pesantren Luhur Malang dilengkapi dengan koperasi, kantin dan warnet sebagai sumber ekonomi yang dapat diatur sirkulasinya oleh santri. Pengaturan tersebut di handle oleh Pengurus Majelis Santri Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang yang secara langsung dibentuk ole santri atas persetujuan pengasuh. Majelis Santri merupakan sebuah organisasi yang terdiri atas perangkat kerja seperti Pengurus inti (Ketua, Sekertaris dan Bendahara) dan departemennya (Peribadatan, Lingkungan hidup, Perlengkapan, Depkominfo, Penelitian dan Pengembangan, Minat dan Bakat, Kesejateraa santri, Keamanan dan Ketertiban, Apresiasi Santri, dan Takmir). Majelis santri merupakan pengurus yang bertanggung jawab menjalankan dan menertibkan  kegiatan pesantren Luhur agar berjalan sesuai dengan intruksi pengasuh. Saat ini ketua umum Majelis Santri masa bakti 2018/2019 dijabat oleh Mujiburroman.

Pengasuh sering menegaskan bahwa santri yang menempati pesantren Luhur selama ≥ 4,5 tahun, akan menjadi Ahlul mahad dan selalu mendapatkan kiriman doa dari santri setiap hari. Dan mereka yang ≤ 4,5 tahun dianggap sebagai alumni. Banyak alumni maupun  Ahlul mahad yang menjadi (orang) yang menduduki jabatan penting, seperti rektor UNISLA Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor SH., Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Prof. Dr. Imam Suprayogo, dan Dr. H. Shodiqi, SH., sebagai rektor UNISMA serta jabatan penting lain seperti ketua dan anggota DPRD di berbagai kabupaten dan kotamadya di Jawa Timur.

Pengasuh sering menegaskan bahwa santri yang menempati pesantren Luhur selama ≥ 4,5 tahun, akan menjadi Ahlul mahad dan selalu mendapatkan kiriman doa dari santri setiap hari. Dan mereka yang ≤ 4,5 tahun dianggap sebagai alumni.

Menilik manfaat dan pegaruh serta peran Pesantren Luhur, akhirnya para tokoh baru yang muncul mulai menemukan ide-ide cemerlang seperti pembuatan Yayasan Bina Pesantren Jawa Timur, mendirikan gedung pesantren yang bertempat dijalan raya Sumbersari No 88 Malang dan mendirikan Yayasan Pendidikan MTs Mualimin Pesantren Luhur di jalan Kolonel Sugiono gang 10 Mersono, Malang. Tokoh yang berperan dalam pendirian Lembaga  tersebut diatas antara lain Prof. Dr. Kyai H. Achmad Mudlor SH., Drs. Kyai H. Muhktar Bisri., Kyai H. Mujib., Drs. Kyai H. Yahya Ihsan., Kyai H. Mastur Anwar dan Bapak Sarwo Wibisono..

Kini pesantren Luhur diasuh oleh Gus Mohammad Danial Farafish, SH, S.Hum, M.Ag, putra Prof. Dr. Kyai H Achmad Muhdlor SH, dengan beberapa orang yang berpengaruh yaitu Letjend (Purn) H. Sutjipto (Alm.), Drs. Kyai H. Muhktar Bisri., Drs. H. Anwar Yoko, Letkol CHB Syahrul Romadhan SE MM dan Neng Daris Maziyah S.Ag. Adapun ketua dewan kyai yakni Drs. Kyai H. Chamzawi, M.Hi. (Tik)