Memaknai kata
santri tentulah bukan perkara mudah. Karena arti kata santri secara dimensional
sangatlah luas. Ada yang memaknai santri secara definitif tersusun dari huruf Sin,
Nun, Ta’, dan Ra’ . yang dapat terangkai dalam bahasa arab menjadi kata
santri. Sin dijabarkan sebagai Satrul Aurat (Orang yang selalu menutup aurat),
Nun dijabarkan sebagai Naibul Ulama’ (Wakil/ Pengganti dari Ulama’). Ta’
dijabarkan sebagai Tarkul Ma’ashi (Orang yang meninggalkan maksiat). Dan Ra’
yang dijabarkan sebagai Ra’isul Ummah (Pemimpin Ummat) (Amin,2012). Dan banyak
lagi definisi yang mencoba menafsirkan arti kata santri yang diharapkan dapat
mewakili maknanya secara keseluruhan.
Santri merupakan
elemen penting
dalam kehidupan berbagsa dan bernegara. Dari latar belakang historis
kemerdekaan Indonesia.
Santri berpengaruh besar terhadap usaha memerdekakan bangsa Indonesia ini. Guna
menghapuskan kolonialisme dan penindasan yang dilakukan oleh penjajah, santri santri
Indonesia
melakukan pergerakan sistematis guna melawan penjajah. Pun pada zaman pasca
kemerdekaan santri juga berperan besar dalam usaha memajukan negeri, salah satu
bentuk nyatanya adalah pengusiran terhadap paham komunisme yang menggerogoti
sebagian penduduk Indonesia, Paham yang sangat bertentangan dengan cita-cita luhur kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Selama ini mindset kebanyakan orang, kata
santri menggambarkan pribadi yang kolot, tradisionalis, gaptek dll. Padahal
makna sebenarnya santri adalah pribadi yang unggul, dinamis, aktif, efektif dan
kreatif. Karena secara teknis santri memang dididik di Pesantren, menjadi
pribadi seperti itu. Lewat pengajaran intensif yang dilakukan santri diharapkan
dapat menjadi “Agent of Change” ditengah kehidupan masyarakat yang
dewasa ini mengalami kemunduran. Krisis moral menjadi topik yang lumrah
dikalangan Masyarakat.
Di era milenial,
santri haruslah menjadi ujung tombak kemajuan bangsa ini. Santri yang notabene
merupakan produk pesantren, diharapkan dapat menjadi pribadi yang memiliki
intelektual yang tinggi dan spiritualitas yang unggul. Karena di Pesantren,
santri sudah digembleng tentang arti nilai nilai kebersamaan, keluhuran dan
solidaritas. Alhasil santri harus bisa mengembangkan diri, menjadi pribadi
unggul dalam masyarakat yang pantas meneruskan estafet perjuangan para pahlawan.
Sesuai dengan motto “Al Mukhafadhotu ala qodiimis Sholih Wal Akhdu Bil
Jadidi Ashlah”, santri di era milenial ini harus dinamis, Melek terhadap
kemajuan zaman, harus dapat berfikir kritis, konstruktif, kreatif dan
innovatif, sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam ranah sosial, ekonomi dan
politik, dengan mempertahankan sesuatu yang sudah dianggap baik dan mengambil
sesuatu baru yang dianggap lebih baik.
Santri di era
milenial haruslah memahami makna makna perjuangan. Selain itu santri haruslah
menjadi seorang Mujtahid, Mujaddid dan Mujahid. Konsep tersebut merupakan modal
menyongsong kehidupan bangsa yang lebih maju. Santri haruslah dipenuhi dengan
semangat mencari ilmu, baik metodologis maupun substansif, Harus menjadi
Seorang Pembaharu yakni pribadi yang memiliki kemampuan membaca situasi, mawas
diri dan tanggap dalam merubah sesuatu yang dinilai sudah Out Of Date
dan penting dilakukan pembahruan. Dan harus menjadi seorang pejuang, yakni
bersungguh sungguh untuk mengimplementasikan hasil ijtihad para Ulama Mujtahid.
Selamat Hari
Santri Nasional
Penulis : Mohammad Syarifuddin Al Mubarok