Sebagai seorang muslim, kita tentu tidak asing dengan kata istiqomah. Banyak buku, artikel, dan bahan bacaan lainnnya yang membicarakan tentang istiqomah. Namun apakah istiqomah itu?. Istiqomah (إستقامة) berasal dari kata (Qooma) قام, yg berarti berdiri atau tegak, menganut wazan istaf’ala – yastaf’ilu (استفعل – يستفعل), berbina’ ajwaf wawi seperti استجاب – يستجيب – استجابة (Istajaaba – yastajiibu – istijaabatan). wazan ini memiliki 5 faidah, yaitu:
- لطلب الفعل: Meminta suatu perbuatan
- للوجدان على صفة: mengungkapkan sifat
- لتحيل: memindah
- لتكلف: menyusahkan diri, membebani, dibuat-buat
- لمجرد: Sama dengan kata asalnya (murni)
- لمطاوعة: mematuhi, menyepakati, menyetujui
Jadi Istiqomah dapat diartikan tegak, berdiri, sebuah sifat yg tegak, menegakkan, mendirikan, berusaha tegak, berusaha berdiri, menaati secara lurus/tegak, konsisten. Ada sebuah maqolah yang menyebutkan bahwa الإستقامة أفضل من ألف كرامة, yang berarti Istiqomah lebih utama dari seribu karomah. Tentu hal ini menjadi motivasi bagi kita untuk melakukan amal-amal yang mampu kita laksanakan secara konsisten. Ada hadits yang diriwayatkan oleh abu Qasim berbunyi demikian:
ايّاكم والتعمّق في الدين فإنّ الله تعالى قد جعله سهلا فخذوا منه ما تطيقون وإنّ الله تعالى يحبّ ما دام من عمل صالح وإن كان يسيرا(رواه ابو القاسم)
Hadits tersebut berisi himbauan untuk berhati-hati dan bersungguh-sungguh dalam beragama. Sesungguhnya Allah SWT. menjadikan praktik-praktik dalam beragama itu mudah, maka hendaknya kita mengambil apa yang kita mampu untuk melakukannya, karena amal baik yang kecil saja jika dilakukan terus menerus akan membawa kita pada kemuliaan.
Hal tersebut didukung dengan redaksi وإنّ الله تعالى يحبّ ما دام من عمل صالح وإن كان يسيرا yang berarti sesungguhnya Allah menyukai amal shalih yang dilakukan secara terus menerus meskipun amal tersebut merupakan amal yang sedikit. Jadi, balasan Istiqomah adalah dicintai Allah. Jika Allah sudah mencintai hamba-Nya, pasti akan diampuni dosa-dosanya. Mengutip dari ucapan Cak Nun mengenai arti istiqomah yang berbunyi “Setia itu bukan rasa cinta yang meluap-luap, tapi bagaimana tetap bertahan didalam naik turunnya, kita kenal dengan nama istiqomah.”
Berdasarkan kutipan-kutipan diatas, beberapa amalan yang bisa dilakukan dengan istiqomah antara lain:
- Belajar, yang bermanfaat meningkatkan kecerdasan. Seperti dalam Kitab Ta’lim Muta’allim karya Syaikh Az Zarnuji
لكل يوم زيادة من العلم واسبح فى بحور الفوائد
(Setiap hari bertambah ilmu & berenang dilautan faedah)
- Da’imul Wudlu (menjaga wudlu) yang memiliki faedah menghapus dosa-dosa dan dijaga malaikat
- Sholat-sholat sunnah
- Qiyamul lail
- Sedekah, dapat menolak bala’/bencana
- Berdzikir
- Mendoakan keluarga
Dalam Hadits riwayat Asy-Syaikhan (Bukhari muslim) dan An-Nasa’i menerangkan bahwa
سدّدوا وقاربواوأبشروا واعلمو أنّه لن يدخل أحدكم الجنّة عمله، قالوا : ولا أنت يا رسول ؟ قال: ولا انا إلاّ ان يتغمّدنى الله منه بمغفرة ورحمة، وإنّ أحبّ العمل الى الله ادومه وإن قلّ (رواه الشيخان و النسائ)
“Bersungguh-sungguhlah, mendekatlah, bergembiralah, dan ketahuilah bahwa tidak akan masuk surga seorang pun diantara kalian karena amalnya, sahabat berkata dan juga “termasuk engkau ya rasul?”. Rasulullah berkata “termasuk saya, kecuali Allah meliputi saya degan ampunan dan rahmat, sesungguhnya amal yang paling dicintai disisi Allah SWT. adalah amal yang dilaksanakan secara langgeng (terus menerus) meskipun sedikit.”
“Man Telatena Panena”
“(Barang siapa yang telaten maka akan panen)”
Penulis: ustadz Faizal Syahrul (Ustadz Madratsah At-Tahdzibiyyah Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang) Edisi KURMA LTPLM