Apel Momentum Hari Santri Nasional sebagai Penggerak Semangat di Jiwa Santri

3
131

[Malang, 22 Oktober 2021] Tepat pada hari ini sudah 76 tahun yang lalu momentum resolusi jihad oleh Kyai H. Hasyim Asy’ari kepada santri dan ulama pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia. Seruan tersebut untuk membulatkan tekad demi melakukan jihad membela tanah air. Hal tersebut menjadi tanda bahwa kemerdekaan Indonesia juga tidak luput dari perjuangan para santri dan ulama’ terdahulu. Segala bentuk tetesan darah dan keringat dihabiskan demi menegakkan semangat untuk membela negara. Begitu juga dengan jiwa semangat dari pada santri Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang. Pada hari Jum’at, 22 Oktober 2021 yang merupakan momentum Hari Santri Nasional sejak ditetapkan dengan Keputusan Presiden (KEPPRES) No. 22 Tahun 2015 para santri di beberapa penjuru negeri mengadakan apel maupun upacara. Tidak ketinggalan juga demi menghormati jasa para ulama dan pendahulu para santri Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang juga mengadakan apel pada hari itu.

Apel diadakan tepat pukul 06.00 WIB. setelah kegiatan jama’ah shubuh dan istighosah. Dengan berbalut jas almamater LTPLM membuat para santri terlihat anggun nan rapi untuk mengikuti kegiatan apel tersebut. Apel bertempat di aula lantai 2 dan serambi masjid. Dengan pembacaan Al-Fatihah perjanjian untuk bertawasul kepada pendahulu menandakan apel telah dibuka.

Setelah pembacaan Al-Fatihah perjanjian, MC pun mempersilakan inspektur apel untuk memasuki podium, yaitu beliau Mas Muhammad Falih Bastanjar Alfard yang merupakan Ketua Umum Majelis Santri periode 2021-2023. Kemudian acara pun berlanjut dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya beserta Mars Syubbanul Wathon. Dengan lantang dan semangat dari para santri membuat rasa antusias terlihat saat itu.

Memasuki acara selanjutnya yaitu deklarasi dari santri yang dibacakan oleh inspektur apel dan ditirukan oleh peserta apel yaitu seluruh santri LTPLM. Kemudian demi mengenang jasa para pendahulu tidak lupa untuk mengheningkan cipta bersama. Acara selanjutnya yaitu amanat dari inspektur apel. Pada amanatnya beliau memberikan petuah dan motivasi untuk semua santri LTPLM agar senantiasa semangat dalam berjuang baik di pesantren maupun di masyarakat.

Apel berlangsung dengan khidmad. Memasuki penghujung acara yaitu pembacaan do’a. Pembacaan do’a dilakukan secara khusyu’ dan penuh harapan untuk mendoakan para pendahulu. Acara tidak berakhir begitu juga, untuk mengenang abah dan menghormati jasa beliau sebelum acara selesai dilanjutkan dengan lantunan sholawat Irfan. Apel pun selesai. Dengan demikian adanya momentum apel ini diharapkan mampu mengingat jasa dari para ulama’ dan santri terdahulu serta mampu menggerakkan semangat para santri untuk terus berjuang bagi agama maupun tanah air. (Nly)