Pesantren Luhur kembali menerima kunjungan dari Ketua DPP KNPI, Haris Pratama. Perhelatan akbar yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 Mei 2019 ini juga dihadiri oleh jajaran DPP KNPI (Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia), dan beberapa tokoh nasional lainnya. Turut hadir pula Kyai Thoriq bin Ziyad, pencetus Hari Santri Nasional yang juga merupakan ahlul ma’had Pesantren Luhur Malang, dan Mahasiswa dari Berbagai Perguruan Tinggi di Kota Malang seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, UMM, Polinema, Universitas Ma Chung, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UNISMA, dll.
Acara diawali dengan istighotsah dan tahlil yang dipimpin langsung oleh Gus Muhammad Danial Farafish SH., S. Hum., M. Ag selaku pengasuh Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang. Setelah itu, acara selanjutnya ialah sambutan dari dewan Kyai yang diwakili oleh Kyai Bahrun Amiq, M. Psi. . Beliau menyampaikan bahwa Pesantren Luhur menyambut baik silaturahim dari DPP KNPI. Menurut beliau, ini merupakan salah satu tanda tawadhu nya KNPI. Jika selama ini KNPI berada di langit, maka saat ini KNPI sudah membumi. KNPI dapat merangkul berbagai entitas golongan. Acara berlanjut dengan disampaikannya Orasi Kebangsaan oleh Ketua DPP KNPI, Bapak Haris Pertama, SH.
Perbincangan kali ini berfokus tentang bagaimana peran pemuda dalam menghadapi polemik disintegrasi bangsa yang mulai bermunculan saat ini. Bapak Haris Pertama dalam orasinya menuturkan bahwa KNPI adalah organisasi milik pemuda Indonesia, dan jika mau memperbaiki bangsa Indonesia maka para pemuda harus mampu berdiri disana. Berkaca dari sejarah berbagai bangsa dan peradaban dunia, menginjak usia 70 tahun banyak bangsa yang hancur akibat adanya disintegrasi dan gerakan separatis yang muncul di dalam negara itu sendiri. Dan itulah permasalahan yang mengancam negara kita saat ini. Pemuda adalah solusinya, pemuda adalah penentu arah bangsa Indonesia kedepannya.
Kyai Bahrun Amiq dalam sambutannya menuturkan bahwa santri adalah generasi yang layak menjadi pemimpin. Jangan mahasiswa yang menjadi santri, tetapi santrilah yang menjadi mahasiswa. Karena khidmahnya yang ada disana. Seseorang harus ada khidmahnya dulu, baru intelektualitas. Dan khidmah itu sudah jelas ada dalam Pancasila. Maka jika bangsa Indonesia memiliki Orde Pancasila, maka itu merupakan solusi sekaligus alat pemersatu bangsa.
Kyai Thoriq bin Ziyad dalam tausyiahnya menuturkan bahwa Bangsa Indonesia mampu berdiri dan bertahan berkat peran Kyai dan dukungan pesantren. Jika Orde Pancasila harus dijadikan Orde pemersatu bangsa, maka namanya sebuah zaman harus ada yang memiliki. Orde ini harus dimiliki oleh generasi milenial, dan ujung tombaknya adalah para santri. Selain itu Beliau juga menuturkan kelompok santri adalah kekuatan baru yang mampu menyatukan negeri ini. Banyak definisi santri yang berkembang di tengah masyarakat, tapi tidak ada definisi secara nasional yang dapat menyatukan seluruh pemikiran tersebut. Beliau mengusulkan adanya definisi nasional yang dapat dipakai oleh seluruh kalangan yakni, SANTRI adalah Insan Taat Republik Indonesia.
Acara terakhir yakni doa penutup yang dibawakan oleh Kyai Bahrun Amiq dan Kyai Thoriq Bin Ziyad setelah itu Ramah Tamah yang dilanjutkan dengan buka bersama dan sholat berjamaah. Semoga silaturahmi tetap lestari dan kita kalangan santri dapat senantiasa berkontribusi dalam menjaga kedaulatan NKRI. -des