Gresik – Rabu, 21 Agustus 2019. Penyerahan bedug oleh Pengasuh Pesantren Luhur Malang di Masjid Giri Kedaton atau Sekar Kedaton yang diterima langsung juru kunci Giri Kedaton Mbah Muktar.Gresik – Rabu, 21 Agustus 2019. Penyerahan bedug oleh Pengasuh Pesantren Luhur Malang di Masjid Giri Kedaton atau Sekar Kedaton yang diterima langsung juru kunci Giri Kedaton Mbah Muktar.
Rencana penempatan bedug bagi Giri Kedaton ini, telah lama menjadi impian Abah Mudlor. “Dulu, abah punya keinginan kuat untuk memberikan bedug di Giri Kedaton. Alhamdulillah, berkat bantuan para santri Pesantren Luhur Malang bedug Sekar Kedaton bisa diwujudkan.” tutur Gus Danial.
Penyerahan bedug disaksikan oleh anggota DPRD Kota Malang Josè Rizal Joen, seniman kota Malang, bang Yosa Batu serta pengurus Masjid Giri, mas Arif.
Falsafah bedug dan kentongan sendiri adalah jika kentongan ditabuh yang berbunyi “tong…tong…tong…” berarti waktu kerja mencari rizki sudah entong atau habis. Kemudian, disambung dengan suara bedug yang berbunyi “deng…deng…deng…” yakni waktu untuk melaksanakan ibadah sholat. Nama bedug juga mempunyai pesan kehidupan, yakni jangan udug-udug atau sombong, congkak sebagai manusia ketika hidup di dunia, karena sikap ini akan meruntuhkan diri kita. Selain itu, di balik suara yang dihasilkan juga terdapat filosofi masyarakat Jawa yang menyebutkan bahwa suara “tong…tong…tong…” itu diartikan “Masjid atau Mushollanya masih kothong (kosong).” Maknanya bergegaslah untuk datang karena sudah masuk waktu sholat. Lalu jika bedug tersebut berbunyi “deng…deng…deng…” diartikan sebagai “Masjid atau Mushollanya masih sedeng (muat).” Maksudnya, kita disuruh bergegas untuk datang ke Masjid atau Musholla karena tempatnya masih cukup atau muat untuk menampung jama’ah saat waktu sholat telah tiba. Wallahua’lam.