Drs. Kyai Haji Abdul Mujib : Dari Pesantren Memimpin Perguruan Tinggi

1
1615

Drs. Kyai Haji Abdul Mujib lahir pada tanggal 7 Juni 1931 di kota Jombang, Jawa Timur. Tepatnya di desa yang berdekatan dengan pondok pesantren Bahrul ‘Ulum Tambak Beras, yakni desa Mojokrapak. Beliau terlahir dari pasangan H. Abdurrahman dan Hj. Fatimah sebagai putra ke-3 dari 13 bersaudara (3 diantara mereka meninggal pada waktu kecil). Ayahnya merupakan seorang imam besar dan tokoh perintis masjid jami’ Mojokrapak yang sangat disegani oleh masyarakat. Dengan selalu didampingi oleh sang istri, meraka sangat menekankan pentingnya pendidikan agama serta turut memberikan pengaruh yang besar dengan harapan kelak sosok putra-putrinya menjadi pemimpin dan pengayom umat dimasa yang akan datang.

Terlahir dan tumbuh dari lingkungan yang mayoritas santri, rutinitas serta kebiasaannya telah membentuk karakter kesantrian Kyai Abdul Mujib. Selain itu, Kyai Haji Abdul Jalil, kakak Kyai Abdul Mujib, waktu itu sudah menjadi salah seorang tokoh di pesantren Tambak Beras, sehingga warna kehidupan pesantren nyaris menjadi bagian dari hidupnya. Di lingkungan inilah Kyai Abdul Mujib kecil memperoleh dasar-dasar ilmu agama dan Bahasa Arab (Nahwu dan Shorof). Beliau menuturkan bahwa setiap selesai sholat maghrib dan subuh, ayahandanya menyempatkan diri untuk mengajarkan pada putra-putrinya membaca Al-Qur’an dan pengetahuan agama. Selain dari ayahnya, Kyai Mujib juga memperoleh pengetahuan agama dari madrasah diniyah Pesantren Tambak Beras. Bahkan, seperangkat pengetahuan agama yang diperolehnya dari madrasah inilah yang banyak membantu proses studi lanjutannya dan termasuk yang membentuk karakternya sebagai seorang dosen di Fakultas Tarbiyah Malang.

Kyai Abdul Mujib kecil memulai pendidikan formalnya di Sekolah Rakyat (SR) selama 6 tahun. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Islam di Jombang (1948), namun karena kejadian Clash II Indonesia Belanda (usaha mempertahankan Indonesia) sekolah ini dibubarkan sehingga Kyai Mujib tidak berhasil menamatkan studinya. Akhirnya, ia melanjutnya studi di SMA Muhammadiyah Yogyakarta dan lulus pada tahun 1952, lalu melanjutkan ke PTAIN Yogyakarta (sekarang UIN Sunan Kalijaga) pada jurusan Qadla (sekarang menjadi Fakultas Syariah). Sarjana lengkapnya diselesaikan juga dari perguruan tinggi ini pada tahun 1961.

Menurut Kyai Abdul Mujib, dia memilih jalur pendidikan agama tidak atas paksaan orang tua, namun karena kesadaran pribadi terhadap doktrin-doktrin agama yang diyakininya sejak kecil, bahwa menuntut ilmu agama adalah sesuatu hal yang mulia. Atas dasar itu, tampaknya karakter santri dan warna keagamaan itu yang memang banyak membentuk sikap dan jalan pemikiran Dekan Keempat Fakultas Tarbiyah Malang ini. Karena pada dasarnya rangkaian suatu kebiasaan akan membentuk karakter, dan melalui karakter ini orang melakukan hal-hal tertentu dalam hidupnya.

Adapun pendidikan luar sekolah putra kesembilan imam masjid jami’ Mojokrapak itu adalah Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Ketika itu, Al-Munawwir masih diasuh oleh Kyai. Haji Ali Maksum (salah seorang Rois Aam PBNU). Kyai Abdul Mujib menjadi santri di sana selama dua tahun, selama dia sekolah di SMA Muhammadiyah Yogyakarta. Melalui pesantren inilah Kyai Mujib semakin memperdalam dan menguasai terhadap beberapa disiplin ilmu-ilmu keislaman, seperti fiqh, hadits, aqidah dan tasawuf.

Memasuki bahtera rumah tangga pada tahun 1958,Kyai Abdul Mujib menikahi seorang gadis asal Bojonegoro muridnya di Madrasah Muallimat NU Yogyakarta. Dari pernikahannya ini, kedua pasangan bahagia tersebut dikaruniai lima orang putera-puteri, yaitu Agus Iskandar, S.H. (Alumni Hubungan Internasional Universitas Indonesia, sekarang menjadi pengusaha), Ir. Ahmad Arif (Alumni Fakultas Teknik Universttas Brawijaya, sekarang mengabdi menjadi dosen di Universitas Islam Malang), Ririn Atikah (ibu rumah tangga), AKBP. Anang Syarif Hidayah (Alumni AKABRI Magelang, sekarang dinas di Kepolisian Laut Pulau Belawan Medan), dan Taufikurrahman (seorang pengusaha). Dari kelima putra-putrinya itu Kyai Abdul Mujib telah dikaruniai 15 (lima belas) cucu.

Kyai Abdul Mujib adalah dosen yang cukup produktif, khususnya pada mata kuliah yang menjadi bidang keahliannya. Dia hampir selalu menulis buku pegangan dan diktat dari mata kuliah yang diajarkan pada mahasiswa. Diantara buku-buku yang pernah ditulisnya adalah :

  1. Tarjamah Tafsir Q.S.Al-Fatihah
  2. Fikih Muamalat-Munakahat-Mawaris
  3. Al-Qawaid Al-Fiqhiyyah
  4. Pengantar Ilmu Fiqih
  5. Tarikh Tasyri’
  6. Hikmah al-Tasyi’
  7. Al-Masail al-Fiqhiyyah, serta berbagai diktat mata kuliah bidang di fikih.

Diantara buku-buku tersebut yang sampai sekarang masih menjadi rujukan mahasiswa UIN Malang adalah Al-Qawaid Al-Fiqhiyyah.

Setelah menamatkan studinya di IAIN Sunan Kalijaga, Kyai Abdul Mujib mendapatkan tugas dari pemerintah menjadi seorang tenaga pengajar (dosen) di Fakultas Tarbiyah Malang yang saat ia masuk di dalamnya masih merupakan fakultas cabang dari IAIN Yogyakarta di Malang, Kyai Haji Abdul Mujib menjabat sebagai sekretaris Fakultas Tarbiyah mendampingi Prof. Dr. H. Moh. Koesnoe, SH. Sebagai dekannya. Karena Malang secara demografi berada di Jawa Timur maka Fakultas Tarbiyah Malang menginduk ke IAIN Sunan Ampel Surabaya, tidak lagi ke IAIN Yogyakarta. Kemudian namanya berubah menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang dan ketika itu yang menjabat sebagai Pembatu Dekan I yaitu Kyai Abdul Mujib.

Kyai Haji Abdul Mujib juga merupakan salah seorang yang memiliki peran dan sumbangsih atas pembangunan Pesantren luhur. Kala itu, usia IAIN yang baru saja masuk fase perintisan banyak menyedot tenaga dan juga waktu pengelolaan Pesantren Luhur. Sehingga selama rentang waktu sepuluh tahun antara tahun 1961 sampai dengan 1972 pesantren ini mengalami kevakuman. Kurang tampak perkembangan signifikan yang dicapai pada fase ini.

Secara kronologis, perpindahan lokasi pesantren terkait erat dengan UNNU dan IAIN. Gedung perkuliahan kedua universitas dibangun disini. Pembangunan gedung ini selesai paska pemberontakan G30S/PKI. UNNU yang telah berubah nama menjadi UNSURI dan IAIN menempati tempat perkuliahan yang telah dibangun. Pesantren Luhurpun ikut berpindah ke tempat yang sama, dengan nama Pesantren Luhur Malang Islam Sunan Giri.

Tahun 1972, Kyai Mujib bersama Drs. H. Wiyono SH., Kyai H.Muhammad bin Hafidz, Ust. Abdullah Assegaf, Ust. Bukhori LAS, dan Ali Budiarto, SH. diberi kepercayaan oleh Prof. Dr. Kyai Haji Achmad Mudlor (Saat itu masih bergelar Drs.) untuk mengelola dan membantu Kyai Haji Usman Mansur dalam mengemban amanahnya di Pesantren Luhur. Dengan bantuan koleganya, beberapa kegiatan kepesantrenan termasuk pengajian kitab kuning kembali aktif.

Kemudian, pada tahun 1975 beliau dipercaya untuk menggantikan Kyai Haji Usman Mansur sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang periode 1975/1979 sedang yang menjadi Pembantu Dekan I adalah Dra. Hj. Zuhairini. Dalam periode kepemimpinan beliau ini ada beberapa perubahan yang terjadi dalam institusi pendidikan, antara lain munculnya mata kuliah baru yaitu BMK (Bimbingan Membaca Kitab). Kyai Abdul Mujib menuturkan bahwa ide munculnya mata kuliah tersebut karena banyak beberapa alumni FT. IAIN Sunan Ampel tidak mampu membaca dan memahama kitab berbahasa Arab.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah berdirinya Masjid At-Tarbiyah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang. Bagi Kyai Mujib sebuah perguruan tinggi Islam sebagai wadah pembelajaran Islam harus menempatkan masjid sebagai sentra pergumulan pemikiran keagamaan Islam, di samping juga sebagai sarana peningkatan spiritualitas. Pendirian masjid At-Tarbiyah waktu itu tidak berarti tanpa hambatan, di samping memang merupakan ide baru juga berhadapan dengan beberapa qaul fiqh yang melarangnya, karena waktu itu sudah ada masjid yang ada dikampung sebelah kampus yang masih ada dalam satu halad.

Kebijakan dan hasil kerja Kyai Abdul Mujib ini adalah sesuatu yang penting dalam perkembangan kampus Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang di masa-masa selanjutnya. Masjid yang didirikan pada masa Kyai Mujib menjabat sebagai Pembantu Dekan I mendampingi Kyai Haji Usman Mansur, masjid tersebut memiliki arti penting sebagai pusat kegiatan dan pembinaan santri-santri Ma’had Sunan Ampel al-‘Aly UIN Malang. Kecuali itu, berbagai kegiatan keagamaan lain yang diselenggarakan oleh Ma’had selalu menjadikan Masjid at-Tarbiyah sebagai pusat kegiatan. Semoga hasil dari usaha dan kerja kerasnya ini menjadi amal saleh yang tidak akan pernah putus pahalanya.

Menurut penuturan Kyai Haji Abdul Mujib, secara periodik perkembangan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel di Malang dapat dipetakan sebagai berikut:

  1. 1961-1965, berlokasi di Jalan Celaket 10 Malang, menempati gedung kuliah Fakultas Tarbiyah wat Ta’lim Universitas Nahdlatul ‘Ulama (FTT UNU), sekarang menjadi Jalan Jaksa Agug Suprapto 10, Malang;
  2. 1965-1970, berlokasi di Jalan MT.Haryono 193 Dinoyo, gedung Universitas Nahdlatul ‘Ulama – Universitas Islam Malang (UNU – UNISMA) Jalan Raya Dinoyo 193, sekarang Jalan Mayjen. Haryono 193, Malang;
  3. 1970 sampai sekarang berlokasi di kompleks IAIN Jalan Gajayana no.50 Dinoyo, Malang.

Periodisasi kepemimpinan IAIN Sunan Ampel 1961-1987 dan STAIN Malang 1997-2001

No. Periode Jabatan Nama
1. 1961-1966 Dekan
Sekretaris
Mr. Moch. Koesnoe
Drs. Abdul Mujib
2. 1966-1969 Dekan
Wakil Dekan I
Wakil Dekan II
Wakil Dekan III
Kep. Kantor/Sekr.
Dr. Moch. Koesnoe, SH.
Drs. Abdul Mujib
Drs. Ma’sum Umar
Drs. M. Zaini
Drs. Rachmat Iman S.
3. 1969-1972 Dekan
Wakil Dekan I
Wakil Dekan II
Wakil Dekan III
Kep. Kantor/Sekr.
Mayor Kyai H. Oesman Mansur
Drs. Abdul Mujib
Drs. Ma’sum Umar
Buchori Saleh, LAS.
Ali Nachrowi, B.A.
4. 1972-1974 Dekan
Wakil Dekan I
Wakil Dekan II
Wakil Dekan III
Kep. Kantor/Sekr.
Drs. Ma’sum Umar
Drs. Hj. Zuhairini
Drs. Moh. Kasiram
Drs. Zainuddin Muchith
A.Malik Fadjar
5. 1974-1975 Dekan
Wakil Dekan I
Wakil Dekan II
Wakil Dekan III
Kep. Kantor/Sekr.
Prof. Syafi’I A. Karim
Dra. Hj. Zuhairin
Drs. Moh. Kasiram
Drs. Zainuddin Muchith
Drs. A. Malik Fadjar
6. 1975-1978 Dekan
Wakil Dekan I
Wakil Dekan II
Wakil Dekan III
Kep. Kantor/Sekr.
Drs. H. Abdul Mujib
Dra. Hj. Zuhairini
Drs. Rachmat Iman S.
Drs. Zainuddin Muchith
Drs. A. Malik Fadjar

Kyai Mujib dikenal sebagai tokoh yang sangat agamis, dimanapun ia berada dan bertugas selalu tampak corak keagamaannya yang kental di setiap kebijakannya. Dipasarkannya kuliah Bimbingan Membahas Kitab dan didirikannya masjid pada masa kepemimpinannya di Fakultas Tarbiyah Malang merupakan bukti betapa besarnya perhatiannya pada aspek spiritualitas dan akhlak. Pernah Kyai Mujib berpesan bahwa dalam mengembangkan intelektualitas di lembaga pendidikan Islam ini aspek spiritual dan akhlak tersebut harus senantiasa diperhatikan, agar fondasi keilmuan mahasiswanya menjadi kuat dan kokoh. Semangat ini sejalan dan terus dirawat di era UIN Malang, bahkan dijadikan sebagai kekuatan yang menjadi trade mark perguruan tinggi, yaitu kedalaman spiritual, keagungan akhlak, keluasan ilmu dan kematangan profesional. [Deek]

Sumber rujukan dan informasi :

  1. Buku Pedoman IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Edisi ke-13, 1996/1997
  2. Drs. Kyai Haji. Abdul Mujib pada 16 Februari 2004
  3. Hasil Penelitian tentang Sejarah dan perkembangan STAIN Malang Ketua Tim Drs. Ch. Rhoviq.
  4. Lustrum IAIN Ke – 1 Tahun 1970
  5. Lustrum IAIN Ke – 2 Tahun 1975
  6. Lustrum IAIN Ke – 3 Tahun 1980
  7. Solicha, L. 2011. Mujtahid, mujaddid, mujahid (Prof. Dr. Kyai Haji Achmad Mudlor, SH). UNISLA Press. Lamongan
  8. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. 2004. Jejak Tokoh (Pengembangan Universitas Islam Negeri Malang). UIN Press Malang

1 KOMENTAR